Minggu, 30 Oktober 2016

Arsitektur Telematika dan Kolaborasi Arsitektur

Arsitektur Telematika

Arsitektur Telematika sendiri merupakan struktur desain komputer dan semua rinciannya, seperti sistem sirkuit, chip, bus untuk ekspansi slot, BIOS dan sebagainya. Tiga elemen utama sebuah arsitektur, masing-masing sering dianggap sebagai arsitektur, adalah:

1. ARSITEKTUR SISTEM PEMROSESAN
Menentukan standar teknis untuk hardware, lingkungan sistem operasi, dan software aplikasi, yang diperlukan untuk menangani persyaratan pemrosesan informasi perusahaan dalam spektrum yang lengkap. Standar merupakan format, prosedur, dan antar muka, yang menjamin bahwa perlengkapan dan software dari sekumpulan penyalur akan bekerja sama.

2. ARSITEKTUR TELEKOMUNIKASI DAN JARINGAN
   Menentukan kaitan di antara fasilitas komunikasi perusahaan, yang melaluinya informasi bergerak dalam organisasi dan ke peserta dari organisasi lain, dan hal ini juga tergantung dari standar yang berlaku.

3. ARSITEKTUR DATA
   Sejauh ini merupakan yang paling rumit diantara ketiga arsitektur di atas, dan termasuk yang relatif sulit dalam implementasinya, menentukan organisasi data untuk tujuan referensi silang dan penyesuaian ulang, serta untuk penciptaan sumber informasi yang dapat diakses oleh aplikasi bisnis dalam lingkup luas.

Arsitektur telematika dari sisi Client
Istilah ini merujuk pada pelaksanaan atau penyimpanan data pada browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi klien penyimpanan. Lihat Cookie, Server Side.
·         Karakteristik client :
·         Selalu memulai permintaan ke server.
·         Menunggu balasan.
·         Menerima balasan.
·         Biasanya terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu.
·     Biasanya berinteraksi langsung dengan pengguna akhir dengan menggunakan antarmuka pengguna seperti antarmuka pengguna grafis.
Khusus jenis klien mencakup: web browser, e-mail klien, dan online chat klien.
 
Arsitektur telematika dari sisi Server
Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML; tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi.
Karakteristik Server:
·         Selalu menunggu permintaan dari salah satu klien.
·         Melayani klien permintaan kemudian menjawab dengan data yang diminta ke klien.
·         Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan klien.
Jenis-jenisya yaitu : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server. Kebanyakan web layanan ini juga jenis server.

Kolaborasi Arsitektur Sisi Klien Dan Server

Ada beberapa model arsitektur klien-server ini yang umum, yaitu
1. Arsitektur mainframe
2. Arsitektur file-sharing
3. Arsitektur client/server

Arsitektur client server dapat dibedakan menjadi 3 model, yaitu
1.      Single-tier (satu lapis)
2.      Two-tier (dua lapis)
3.      Three-tier (3 lapis)
Berikut penjeLasan dari ketiga modeL arsitektur client server tersebut di atas :

1.        Arsitektur Single-tier (Satu Lapis)
Semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama pada arsitektur single tier ini. Model single tier adalah model yang sederhana, mudah digunakan pengguna (user) dan paling sedikit memiliki alternatif. Kelemahan dari arsitektur ini adaLah kurang aman dan kurang memiliki skalabilitas.

2.         Arsitektur Two-tier (Dua Lapis)
Pengolahan informasi pada arsitektur ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem user interface (antarmuka pengguna) lingkungan dan lingkungan server manajemen database. Arsitektur two tier memiliki tingkat kemanan yang lebih tinggi dan terukur daripada arsitektur single-tier. Arsitektur ini memiliki database pada computer yang terpisah dan hal tersebut menyebabkan arsitektur ini dapat meningkatkan kinerja keseluruhan situs.
Arsitektur two- tier memiLiki keLemahan, yaitu biayanya yang mahal, arsitekturnya yang kompleks, tidak adanya pembaruan kode, skalabilitasnya kurang dan tingkat kemanannya kurang.

Di samping itu, kelebihan dari arsitektur two tier adalah mudah digunakan oleh pengguna, dapat menangani database server secara khusus dan bisnis lingkup kecil sangat cocok menggunakan arsitektur ini.

3.        Arsitektur Three-tier (tiga Lapis)
Karena arsitektur sebelumnya memiliki cukup banyak kelemahan, maka dikembangkanlah arsitektur three tier ini yang akan membantu mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier. Arsitektur three-tier memiliki 3 lapisan.

    Kelebihan dari arsitektur ini adalah memiliki skala yang besar, transfer informasi antara web server dan server database optimal, tidak akan menyebabkan lapisan lain terkontaminasi salah jika salah satu lapisan terdapat keslahan. Dan kekurangannya, arsitektur ini lebih sulit untuk merancang, lebih sulit untuk mengatur dan lebih mahal.

Arsitektur Client Server
Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi computer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Nah Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi)

Dibagi dalam 2 bagian Arsitektur yaitu :
Arsitektur Client Side
Merujuk pada pelaksanaan data pada browser sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi eksekusi client dan contoh dari sisi penyimpanan pada client adalah cookie.
Karakteristik :
ü     Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
ü     Menunggu dan menerima balasan.
ü     Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu.
ü     Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.

Arsitektur Server Side
Pada server side, ada sebuah server Web khusus yang bertugas mengeksekusi perintah dengan menggunakan standar metode HTTP. Misalnya penggunaan CGI script pada sisi server yang mempunyai tag khusus yang tertanam di halaman HTML. Tag ini memicu terjadinya perintah untuk mengeksekusi.
Karakteristik :
ü     Menunggu permintaan dari salah satu client.
ü     Melayani permintaan klien dan menjawab sesuai data yang diminta oleh client.
ü     Suatu server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan client.
ü   Jenis-jenisnya : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server.

Dibawah ini merupakan penjelasan tentang beberapa kolaborasi arsitektur sisi client dan sisi server :
dibagi atas 3 jenis kolaborasi

1. Arsitektur Single- Tier
Arsitektur Single- Tier adalah semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama. Sederhana dan alternatifnya sangat mahal. Membutuhkan sedikit perlengkapan untuk dibeli dan dipelihara.





2. Arsitektur Two-tier
Pada Arsitektur Two-tier, antarmukanya terdapat pada lingkungan desktop dan sistem manajemen database biasanya ada pada server yang lebih kuat yang menyediakan layanan pada banyak client. Pengolahan informasi dibagi antara lingkungan antarmuka sistem dan lingkungan server manajemen database.




3. Arsitektur Three-tier

Arsitektur Three-Tier diperkenalkan untuk mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier. Di tiga tingkatan arsitektur, sebuah middleware digunakan antara sistem user interface lingkungan client dan server manajemen database lingkungan. Middleware ini diimplementasikan dalam berbagai cara seperti pengolahan transaksi monitor, pesan server atau aplikasi server. Middleware menjalankan fungsi dari antrian, eksekusi aplikasi dan database staging.





sumber referensi: http://resnandapramudiastiro.blogspot.co.id/2014/10/arsitektur-telematika_19.html

Rabu, 26 Oktober 2016

SCM (Supply Chain Management)

Supply Chain terdiri dari sekumpulan proses yang berhubungan dengan aliran barang, informasi, dan uang diantara perusahaan-perusahaan, dari tingkat raw material sampai produksi tingkat pemakaian, dan akhirnya pada tingkat daur ulang. Suatu alat untuk mengoptimasi supply chain akan melalui manajemen terintegrsi yang disebt Supply Chin Managment (SCM).
SCM mirip dengan Efficiency Customers Response (ECR) danQuick Response (QR) dalam pengertian bahwa tujuan alat ini untuk mengefisiensikan hubungan perusahaan dalam Supply Chain secara keseluruhan dengan cara Just In Time (JIT). Bagaimanapun juga, kedua alat ini ditunjukan untuk industri khusus. ECR dikembangkan untuk proses industri makanan, sementara QR untuk industri pakaian. SC tidak ditujukan untuk keperluan suatu industri khusus. Tujuan alat ini secara umum untuk memaksiumkan total value dalam supply hain.
Sejak SCM terlibat dalam aktifitas antar perusahaan, prosesnya meliputi berbagai fungsi seperti supply raw material, manajemen produksi, transportasi, manajemen Inventory Sistem Informasi Manajemen (SIM), proses order, penanganan material, dan manajemen pelanggan. Diantara yang lainnya istilah logistik yang lebih sederhana adalah digunakan dalam penjelasan berikutnya dan diidentifikasikan sebagai kombinasi diantara fungsi-fungsi ini. Lebih jauh lagi, prosedur yang berhubungan dengan izin bea cukai ditambahkan dalam kasus Internasional SCM.
Salah satu fitur utama pada SCM adalah memproses integrasi vertikal dari supplier ke konsumen dapat dilakukan melalui aliansi strategi antar perusahaan. Di salah satu sisi terdapat kasus dimana seluruh proses vertikal dibawa oleh suatu perusahaan (sebagai contoh general motor terdahulu). Selama optimasi total lebih besar daripada jumlah optimasi parsial. Secara umum, optimasi total dalam supply chain adalah lebih besar daripada optmasi parsial dalam ranti individu. Bagaimanapun juga, jika suatu perusahaan dapat melampirkan seluruh proses supply chain di dalamnya dan menjadi suatu organisasi dengan skala yang lebih besar, ini dpat menghasilkan biaya administrasi yangtinggi. Di sisi lainnya, terdapat kasus dimana setiap perushaan adalah independen dari perusahaan lainnya dan bertransaksi secara individu dalam proses vertikal tanpa strategi. Aliansi antar perusahaan, yang membuat keuntungan optimasi lebih rendah dan biaya admistrasi lebih rendah. Posisi dari SCM berada pada kedua sisi tersebut. Masing-masing perusahaan independen secara strategi berhubungan dengan perusahaan lainnya dalam proses integrasi vertikal.
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini dapat dilihat gambar supply chain :

Sebagai bahan perbandingan, di bawah ini disajikan gambar supply chain modern :

2.2. Keuntungan & Kerugian dari SCM
Jadi, SCM yang didesain dengan baik menghasilkan net value positif dengan memberikan keuntungan, mengurang biaya, dan menigkatkan kelangsungan hidup keuangan. Perusahaan dengan supply chain yang diselsaikan dengan baik dapat membagikan keuntungan dengan layak, dengan menghasilkan yang disebut ”win-win relationship”.
Pertama, sumber daya untuk menghasilkan keuntungan termasuk menekan lea-time atau respone yang fleksibel pada pelanggan. Seperti improvemen atau peningkatan dapat membuat supply chain perusahaan yang kopetitive. Keuntungan ini dihasilkan dari sumber daya perusahaan yang terpusat terhadap core-competence mereka dan menghasilkan valeu dengan memiliki fleksibilitas dan dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan pasar.
Kedua, biaya dapat dikurangi berhubungan dengan keuntungan yang terintegritas. Terdapat skala ekonomi dan jangkauan pada proes integrasi vertikal Sebagai contoh, menghindari investment yang berlebihan dalam warehousing dan mengurangi inventory level dengan berbagi informasi.
Bagaimana juga, dengan maksud untuk memaksimalkan suatu net value dengan SCM, ”aliansi antara perusahaan” dengan persekutuan atau hubngan kerja yang reliable jika diperlukan. Dalam menjalankannya memerlukan biaya transaksi yang tinggi dan membutuhkan tiga kondisi. Pertama, waktu hubungan haruslah cukup panjang atau lama untuk membuat partnership yang baik dan berkomitmen. Kedua, perusahaan dalam supply chain harus memiliki kemmpun yang diperlukan dan harus membagi tanggung jawab dengan masuk akal (seimbang).
Ketiga, berbagai jenis informasi seperti pesanan, inventory atau permintan pelanggan harus dapat dibagi dan diproses dengan benar. Dengan memperhatikan tiga poin tersebut pengebangan IT sebelumnya dapat berkontribsi terhadp SCM.

2.3 SCM dan Pengembangan IT
Dalam mendisain bagaimana mengatur aliran barang dalam supply chain DHL selalu mempertimbangkan persoalan bagaiana memproses informasi. Proses informasi adala salah satu fungsi utama pada SCM perkembangan terakhir dan inovasi dalam IT telah memberian kesempatan untuk menaikan kapabilitas proses informasi. Oleh karena itu untuk meningkatkan performa SCM.
IT dapat memberikan dua kontribusi dalam SCM :
  1. Perbaikan dan berbagai infomasi diantara perusahaan.
  2. Identifikasi permasalahan yang tepat dan optimasi.
Pertama, telah dibicarakan elektronik data adalah suatu cara yang efektif untuk mempromosikan pembagian informasi dengan tepat diantara perusahaan sehingga bertepatan dengan tujuan SCM. Elektronik data interchange didefinisikan sebagai suatu hubungan online komputer dan pertukaran informasi pada transaksi diantara perusahaan. Bagaimanapun juga, diperlukan elektronik data interchange diperlukan elektronik interchange khusus untuk dimasukan kedalam suatu value added network atau saluran yang dibuka dengan tujuan untuk membagi suatu jaringan. Jumlah model yang sangat besar untuk berinvestasi dalam suatu value added network atau saluran yang dibuka telah menjadi alasan utama mengapa manajemen elektronic data interchangeelektronic data interchange logistic khusus telah menjadi sangat lambat.
Bagaimanapun juga suatu permasalahan invesment kemungkinan besar juga dpat dislesaikan dengan menyebarkan teknlogi internet. Pembagian informasi diantara perusahaan dapat diandalkan dengan web elektronik data interchange. Daripada membuka saluran elektronik data interchange. Meskipun kenyataannya internet menimbulakan beberapa masalah pada keamanan dan standarisasi, web elektronik data interchange sangat berguna dikarenakan memiliki biaya yang rendah pada invesment dibandingkan dengan membangun jaringan terbuka. Dari manfaat ini web elektronik data interchange telah memerikan kemungkinan dalam mempromosikan pembagian informasi diantara perusahaan lebih jauh lagi, emggunaan internet dikombinasikan dengan ITS menghasilkan kemungkinan untuk memperbaiki sistem logistik kota.
Pembagian informasi tidak hanya diperkenalkan oleh perusahaan swasta tetapi oleh pemerintah juga sebagai contoh dalam logistik internasional, sejak wewenang pemerintah tidak terhubung secara efisien dengan yang lainnya atau dengan perusahaan swasta ketika melakukan prosedur bea cukai, ini menjadi sumber hambatan dalam logistik.
Disamping kemudahan penggunaan dari EDI atau Web-EDI, ERP juga telah mendapatkan perhatian yang luas. ERP adalah suatu metode ngatur informasi dengan tujuan berbagi informasi perusahaan pada saat ini pengenalan ERP dalam setiap perusahaan adalah komplementasi satu sama lainnya oleh EDI agar berbagai informasi diantara perusahaan dalam SCM.
Kedua, karena berbagai informasi memberikan banyak data yang tersedia, kita harus merumuskan masalah berdasarkan data, dan menemukan cara untuk menyelesaikannya. Perkembangan aplikasi software sebenarnya untuk menyelesaikan berbagai masalah telah mendapatkan keuntungan lebih besar dengan perkembangan IT saat ini. Software untuk merealisasikan SCM secara bersamaan disebut Supply Chain Planning Software (SCPS). SCPS terdiri dari beberapa software pada manufacturing planning, demand forecasting, transportation planning, inventory management schecduling, dan lain-lain. Pada umumnya, kemajuan IT telah mengembangkan secara cepat pembagian atau berbagai informsi diantara perusahaan yang diperlukan untuk SCM, dan telah menyebabkan perbaikan dalam kualitas dari aplikasi software untuk memproses informasi atau software supply chain planning.

2.4 Manajemen Supply Chain
Tujuan dari manajemen supply chain adalah untuk menjamin kesatuan gerak dari jumlah dan kwalitas yang memadai pada persediaan yang meliputi banyak hal seperti perencanaan dan komunikasi. Lebih sederhana lagi dapat diartikan bahwa tujuan dari management supply chain adalah untuk memastikan seluruh item barang berada pada tempat dan waktu yang tepat agar dapat memberikan keuntungan yang terbaik dan service kepada customer.
Keuntungan dari manajemen supply chain yang efektif adalah untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal pada saat barang dan jasa bergerak melalui jalur supply sementara itu terjadi penurunan biaya dan peningkatan nilai tambah untuk service ke customer.




Faktor-faktor yang mendorong manajemen supply chain:
· Manufacturer : memastikan biaya produksi yang lebih rendah
· Customer : pengiriman produk yang lebih cepat memenuhi permintaan yang berubah-ubah
Pada saat ini supply chain didorong oleh operasi pada manufaktur untuk memastikan biaya produksi yang lebih rendah. Dorongan customer terhadap lingkungan keduanya baik itu manufaktur dan supply chain dimana pengiriman produk harus lebih cepat untuk menjamin retailer dapat memenuhi permintaan pasar yang selalu berubah cepat.
Untuk beberapa tahun yang lalu , kwalitas yang tinggi dari produk manufaktur selalu merupakan keharusan dalam persaingan. Bagaimanapun , selagi kwalitas produk ditingkatkan , memenuhi permintaan khusus konsumen untuk pengiriman produk telah menjadi hal yang sangat penting untuk persaingan yang akan datang. Ukuran sebuah perusahaan yang sukses dilihat dari sebaik apa mereka mengetahui lebih dahulu kebutuhan pasar. Ekonomi global saat ini, manufaktur, supplier, distributor, supplier logistik, operator pergudangan dan retailer harus melihat pangsa pasar mereka dari sudut pandang yang besar dan bukan sesederhana dalam sudut pandang mereka sendiri.
Manajemen makro memberikan gambaran untuk hubungan bisnis internal dan eksternal. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dari sebuah organisasi bersama dengan seluruh faktor yang dapat diandalkan untuk membawa sebuah produk mulai dari bahan mentah sampai ke titik akhir penjualan.
Sejak tidak adanya pengawasan yang sungguh-sungguh terhadap seluruh aspek dari supply chain itu sendiri, sangat penting sekali bahwa seluruh mitra didalam supply chain mengkoordinasi usaha mereka untuk merendahkan biaya dengan memaksimalkan pelaksanaan tugas mereka masing-masing. Semua ini membutuhkan usaha kerjasama dari seluruh mitra yang berhubungan untuk berbagi data dan pengawasan pada biaya.
Dalam menerapkan manajemen makro pada supply chain , sekumpulan tolak ukur harus dibangun untuk mengukur efisiensi dari masing-masing operasi didalam supply chain. Sebagai contoh , mitra harus membuat ukuran untuk menunjukan jumlah dan angka dari kedatangan tepat waktu terhadap jadwal kedatangan dari barang dan jasa. Pada saat diidentifikasi, tolak ukur ini menjadi standar yang ditentukan oleh seluruh mitra didalam supply chain.

2.5 Mencapai supply chain terintegrasi
Menurut Miranda dan Tunggal terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:
Tahap 1 : Baseline (Dasar) Posisi dari kebebasan fungsional yang lengkap di mana masing-masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas mereka secara sendiri-sendiri dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain.
Tahap 2: Integrasi Fungsional Perusahaan telah menyadari perlu sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama, misalnya antara bagian distribusi dan manajemen persediaan atau pembelian dengan pengendalian material.
Tahap 3: Integrasi secara internalDiperlukan pengadaan dan pelaksanaan perencanaan kerangka kerja end-to-end.

Tahap 4: Integrasi secara eksternalIntegrasi supply chain yang sebenarnya dengan konsep menghubungkan dan koordinasi yang dicapai pada Tahap3, yang diperluas dengan bagian supplier dan pelanggan.



sumber referensi : mohhelen.meximas.com/wp-content/uploads/2013/12/Kelompok5_SCM11.docx

Selasa, 18 Oktober 2016

Kebutuhan Untuk Membangun Sistem Informasi Korporasi

Kebutuhan Membangun SI  Koorporasi  (Budi Sutedjo, bab  3)Transformasi Alat Bantu Menjadi Strategi.


Pada awalnya SI diposisikan sebagai alat bantu untuk mengintegrasikan data dan

meningkatkan kualitas informasi semata, maka kini SI telah menjadi strategi

bisnis yang sangat hebat.

Tekanan terhadap perusahaan dan upaya perusahaan untuk menghadapinya


(sumber : Turban, 2001)



Dalam menjalankan  fungsinya, sangat membutuhkan  manajerial  informasi  untuk membuat keputusan, mengelola kompleksitas hubungan antara organisasi dan lingkungannya, serta menjadikannya sebagai dasar pengendalian.

Peranan informasi terhadap keputusan manajerial.


Semakin lengkap informasi yang diperoleh manajer, mereka akan semakin memiliki kepastian dalam mengambil keputusan.




Siklus Informasi




Pengolahan data termasuk : pencatatan (recording/ capturing), manipulasi data, klasifikasi, kalkulasi, sorting, merging, summarizing, storing dan retrieving.


Kualitas Informasi :
Kualitas ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu ;
Keakuratan dan teruji kebenarannya
Kesempurnaan informasi
Tepat waktu
Relevansi
Mudah dan murah


Tingkatan SI
Beberapa  jenis  SI  berbasis  TI  dikembangkan  berdasarkan  lini  menajerial,  adapun tingkatan SI tsb adalah :

Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Systems - TPS), merupakan hasil perkembangan dari pembentukan kantor elektronik, dimana sebagian dari pekerjaan rutin diotomatisasik termasuk untuk pemrosesan transaksi.

SIM, adalah kelengkapan pengelolaan dari proses-proses yang menyediakan informasi untuk manajer guna mendukung operasi dan pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi.
SPK, peningkatan dari SIM dengan penyediaan prosedur khusus dan pemodelan yang unik
yang membantu manajer dalam memperoleh alternatif-alternatif.
SI e-business, dibangun untuk menjawab tantangan pengintegrasian data dan informasi dari proses bisnis berbasis internet.


Perkembangan SI
SI Tradisional : Pengelolaannya dan pengoperasian secara manual atau semi-manual tanpa penggunaan komputer.

SI Komputer : Pengelolaannya dan pengoperasian dengan menggunakan Komputer personal.

SI Jaringan Perkantoran : Pengelolaannya dan pengoperasian dengan komputer dan komputer yang satu dengan yang lain dapat terhubung dalam ruang lingkup tertentu yg lebih kecil seperti LAN(local Area Network).

SI Lintas Platform : Perkembangan dari SI Komputer jaringan Perkantoran yang lebih luas, dan penggunaan akan fasilitas Internet.



SI sebagai Strategi Perusahaan

SI telah menjadi strategi bisnis yang sangat hebat. Penerapan SI di hampir semua bidang usaha bisnis merupakan salah satu strategi untuk menjawab tekanan-tekanan yang dialami oleh perusahaan.

Manfaat yang dapat dipetik oleh perusahaan dengan pembangunan SI, antara lain :

Integrasi data dan informasi
Sistem pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redudansi data
Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan manajerial
Meningkatkan kualitas produk dan kecepatan layanan konsumen
Meningkatkan citra perusahaan



Tahap Pembentukan SI

Membentuk SI korporasi tidak mudah dan memerlukan beberapa tahapan, meliputi :
Membangun sistem pemrosesan transaksi melalui pembangunan kantor elektronik seoptimal mungkin

Membangun SIM berbasis jaringan komputer yang akan mengolah DB perusahaan, menghasilkan laporan-laporan dan grafik-grafik serta mendistribusikan kepada pihak pengambil keputusan dalam perusahaan dengan tepat waktu dan akurat. SIM ini akan menyehatkan aliran informasi di dalam perusahaan

Membangun SPK untuk  mengolah  DB,  untuk  membantu  para  pimpinan dalam menentukan alternatif keputusan manajerial.

Mengembangkan SI yang bersifat lintas platform, yaitu SI yang mampu menjembatani perbedaan antar platform SI bisnis yang akan bergabung satu sama lain.



Klasifikasi SI

Klasifikasi yang umum dipakai antara lain didasarkan pada :
Level organisasi
Area fungsional
Dukungan yang diberikan,
Klasifikasi menurut aktivitas manajemen, dan
Arsitektur SI.



A.Klasifikasi SI Menurut Level Organisasi

Dikelompokkan menjadi :
SI departemen, hanya digunakan dalam sebuah departemen. Misal : departemen SDM yang memiliki sejumlah program/ aplikasi.
SI perusahaan, sistem terpadu yang dapat dipakai oleh sejumlah departemen secara bersama. Misal : SI PT mengintegrasikan bagian pengajaran, keuangan dan kemahasiswaan.
SI antar organisasi, jenis SI yang menghubungkan dua organisasi atau lebih. Misal : IBM + Apple + Motorola VS Intel untuk pasar CPU (disebutPowerPC). Model IOS banyak diimplementasikan dalam perdagangan elektronis (e- Commerce), sering dikenal dengan istilah B2B.




Klasifikasi SI Area Fungsional


Area Fungsional
Tugas
Keterangan
Penjualan dan pemasaran
- MKIS
Menangani         penjualan dan
pemasaran produk/ jasa yang dihasilkan
perusahaan
SI yang menyediakan informasi
yang  dipakai  oleh  fungsi  pemasaran.
Misalnya berupa ringkasan perusahaan
Manufaktur (produksi) - M/P IS
Menghasilkan produk
SI yang bekerja sama dengan SI lain untuk mendukung menajemen
perusahaan        (perencanaan    maupun pengendalian) dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Misalnya berupa bahan mentah, profil vendor baru, dan jadual produksi
Keuangan (FIS)
Mengelola aset keuangan perusahaan
SI yang menyedikan informasi pada fungsi keuangan (departemen atau bagian keuangan) yang menyangkut keuangan perusahaan.
Misalnya  berupa  ringkasan  arus  kas
(cash flow) dan informasi pembayaran
Akuntansi (AIS)
Memelihara rekaman transaksi              keuangan dalam perusahaan
SI yang menyediakan informasi
yang      dipakai  oleh       fungsi akuntansi,mencakup semua transaksi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.
SDM (HRIS)
Mengelola personalia perusahaan
SI yang menyediakan informasi
yang dipakai oleh fungsi personalia. Misalnya informasi gaji, ringkasan pajak, dan tunjangan hingga kinerja




Klasifikasi SI Berdasarkan Dukungan yang Tersedia


Sistem
Fungsi
Pemakai/User
TPS
Menghimpun dan menyimpan informasi Transaksi
Orang yang memproses transaksi
MIS
Mengkonversi data yang berasal dari TPS menjadi informasi yang berguna untuk mengelola organisasi dan memantau kinerja
Semua level manajemen
DSS
Membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi, model atau perangkat untuk menganalisa informasi
Analis, manajer, profesional
EIS
Menyediakan informasi yang mudah diakses dan bersifat interaktif, tanpa
mengharuskan eksekutif menjadi ahli analisis
Menajemen tingkat menengah dan atas
ES
Menyediakan pengetahuan pakar pada bidang tertentu untuk membantu pemecahan masalah
Orang yang hendak memecahkan masalah yang memerlukan kepakaran
OAS
Menyediakan fasilitas untuk memproses dokumen maupun pesan sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif
Staf maupun manajer
GSS
Menyediakan komunikasi melalui sarana/ infrastruktur teknologi
Sejumlah orang yang bekerja dalam suatu kelompok

Klasifikasi SI menurut Aktivitas Manajemen

Menurut Ebert dan Griffin, 2003
SI Pengetahuan : SI yang mendukung aktivitas pekerja berpengetahuan. Kategori ini : ES dan OAS
SI Operasional : berurusan dengan operasi organisasi sehari-hari. Kategori ini : TPS, SIM, DSS.
SI Manajerial : menunjang kegiatan manajerial. Menyediakan diantaranya (Turban, McLean dan Wetherbe, 1999) :
Ringkasan Statistik
Laporan Perkecualian
Laporan periodis dan ad hoc report
Analisis perbandingan : kompititor, kinerja masa lalu, standar industri
Proyeksi : kas, pangsa pasar, penjualan
Pendektesian masalah secara dini
Keputusan rutin
Hubungan antar manajer.

5. SI strategis : digunakan untuk menangani masalah strategis dalam organisasi.



Klasifikasi SI menurut Arsitektur Sistem
Dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
Sistem berbasis mainframe
Sistem PC tunggal
Sistem tersebar atau sistem komputasi jaringan


Kegagalan SI

Harapan untuk mencapai sukses dari pembangunan sistem bisnis tsb. tentu akan merasuki setiap pembuatnya, tetapi para pembuat harus menyadari adanya potensi kegagalan. Adapun faktor kegagalan, a.l :
Kebanyakan orang memandang Si adalah hal yang paling utama dan penting, sementara mereka melupakan komitmen dan konsistensi terhadap materi informasi, produk dan respon layanan kepada konsumen
Pengelola perusahaan merasa bahwa pembangunan SI merupakan tugas dan kewajiban  departemen TI  sehingga  segala  sesuatu  bahkan  yang  sifatnya  kebijakan,

diserahkan sepenuhnya ke departemen TI yang notabene orang teknik dan bukan perumus strategi perusahaan
Konsentrasi ahli SI sering lebih terarah pada penggunaan teknologi TI terbaru dan kemudahan bagi dirinya dalam melakukan pemrograman daripada penyusunan prosedur pengolahan data yang valid dan jitu sehingga pemakai sering mengalami kesulitan dalam pengoperasian sistem karena mereka harus menyesuaikan dengan kemauan pembuat sistem
Interface SI seringkali kurang interaktif, komunikatif, dan agak sulit digunakan oleh pemakai karena interface sering dibangun berdasarkan selera dan kemampuan bahasa pembuatnya
Seluruh komponen perusahaan masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi terhadap perubahan SI tradisional menjadi berbasis TI.


Tantangan Membangun SI E-Business

Tantangan strategi bisnis : bagaimana perusahaan merumuskan dan menuangkan strategi bisnis yang andal. Strategi khusus untuk memenangkan pasar misalnya strategi harga, strategi produk, distribusi, teknologi dsb.

Tantangan globalisasi : perusahaan lokal yang masuk ke pasar global harus memahami seluk beluk bisnis dalam lingkungan ekonomi global. Lingkup pasar menjadi luas, perbedaan platform (bahasa, budaya, politik dsb) dapat menjadi sumber permasalahan dan ancaman kerugian yang tidak kecil. Bahkan mungkin menghambat pengembangan aliran informasi.

Tantangan arsitektur informasi : tantangan globalisasi mendorong perusahaan sampai pada keputusan untuk mengembangkan arsitektur informasi standar yang dapat memanfaatkan infrastruktur TI guna mendukung tujuan bisnisnya.

Tantangan investasi : harus mampu merumuskan visi dan anggaran untuk berinvestasi TI dengan skala yang luas.

Tantangan kemampuan untuk merespon dan mengontrol : agar SI yang dibentuk mudah dipahami, dioperasikan dan dikontrol dan mampu memberikan respon yang cepat dan tepat

Tantangan operasional : perlu mendapat perhatian yang serius dan hati-hati dari pengelola perusahaan yang ingin mengembangkan ASI dengan skala yang luas  yang mendukung terbentuknya SI e-business.


Referensi: file:///C:/Users/hana/Downloads/SI%20Koorporasi%20(1).pdf,